facebok

Klik Like Bila bermanfaat

×

Berasa Bedanya Sedekah Dengan Ilmu dan Tanpa Ilmu


Ada orang yang bersedekah Rp 1.000 saat shalat Jumat. Usai shalat jumat dia makan di warung dekat masjid. Ketika akan bayar, makanannya dibayarin teman. Jumlahnya katakanlah Rp. 10.000. Tapi orang ini tidak menyadari dengan ilmunya bahwa peristiwa ini ada kaitannya dengan sedekahnya yang Rp. 1.000 saat shalat jumat. Orang ini tetap bersyukur kepada Allah ada yang bayarin makanaannya. Tapi orang ini bersyukur biasa, bersyukur bukan karena ilmunya. Bedanya ada, yakni di peningkatan amaliyahnya kemudian.
Terus kita ambil contoh yang berbeda. Sebut saja ada yang bersedekah Rp 1.000. Sama peristiwanya. Setelah sedekah, dia kemudian makan dan ada yang bayarin. Berbeda dengan orang yang satu. Ia bersedekah yang sama, sama-sama Rp 1.000. Tapi yang satu ini memahami satu hal. Memangnya ada apa? Apa hubungannya makan siang dengan sedekah yang Rp 1.000?
Ada…! Bukankah Allah telah menjanjikan balasan 10 kali lipat bagi mereka yang mau bersedekah.  Dan di beberapa hadits kita menemukan bahwa Allah berkehendak juga membayar sedekah seseorang dengan tunai, ajjaltu lahu fil ‘aajil. Dibayar kontan. Nah,itulah bayaran kontannya. Cuma kalo gak tahu, dianggapnya peristiwa biasa. Bukan hadiah dari Allah sebab amalnya.
Menarik nggak? Tergantung. Harusnya ini menjadi brosur yang tidak terlihat untuk percaya lebih lagi akan janji-Nya dan memperbaiki dan meningkatkan amalnya. Tapi sayang, kebanyakan orang tidak berilmu. Sekalinya ada orang yang berilmu, tidak berani menyandarkan ilmunya ini menjadi sebuah keyakinan, bahwa peristiwa itu terjadi pastilah ada hubungannya dengan sedekah saat shalat jumat.
Tampaklah di sini bedanya antara orang yang beramal dengan ilmu dan tanpa ilmu. Insya Allah saya meyakini, mengapa pula berbeda pula derajatnya, sebab memang amalannya berbeda. Seseorang yang berilmu akan beramal dengan ilmunya itu. Sehingga ada keyakinan dan harapan. Bukankah keyakinan dan harapan juga adalah sebuah kelezatan ibadah tersendiri?
Di dalam kehidupan nyata,katakanlah kita bekerja, maka akan terasa beda bila kita tahu hasilnya. Ketika kita tahu bahwa pekerjaan kita menguntungkan, kita bersemangat. Dan bukanlah kesalahan memotivasi diri dengan hal-hal yang halal yang menjadi hak kita.Membuat kita lebih bersemangat dan berkreasi.
Mengetahui fadhilah/keutamaan ibadah juga merupakan suatu ilmu. Mengetahuinya saja sudah merupakan ibadah. Dan mencari ilmu juga suatu ibadah. Lekas ia akan berpengaruh buat langkah dan hasil langkah kita.
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS Az-Zumar:9)
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS Al-Mujaadilah:11)